Aduh…aduh..
Berkeluh kesah,
suatu ekspresi yang sering mengiringi ketika datangnya kesulitan, atau peristiwa tidak menyenangkan yang dialami.
Bukan hal yang aneh, karena Allah memang menciptakan manusia dengan watak yang suka berkeluh kesah (Q.S. Al-Ma’arij 70:19-20) “ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpoa kesusahan ia berkeluh kesah”.
Keluh kesah merupakan ungkapan dari kekecewaan. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa berupa ungkapan kekesalan, menggerutu, kebencian, caci maki, sumpah serapah hingga pengeluaran kata-kato kotor. Atau bisa juga berwujud kegundahan hati, kegelisahan, kerisauan.
Dengan problema yang sederhana, tidak semestinya menjadi keluh kesah.
Tanda-tandanya orang yang berkeluh kesah:
1. Merasa paling menderita
Setiap ujian, apapun bentuknya, selalu saja meninggalkan goresan luka di hati. Kadang membuat kita tidak sabar, menganggap Allah tidak adil, sepertinya hanya kita yang ditimpa musibah. Merasa paling menderita sendiri. Kita tidak peka terhadap penderitaan orang lain, tidak pandai berkaca pada kesabaran mereka, apalagi mengubah dan memperbaiki keadaan sulit itu. Rasulullah bersabda “Lihatlah orang yang (penderitaannya) berada di bawahmu, jangan kamu melihat orang yang diatasmu, karena hal itu akan mencegah dari perilaku menghinakan nikmat Allah” (HR.Muslim)
2. Tidak mau melakukan perubahan dan tidak berusaha mencari jalan keluar
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Karena Allah tidak memberikan cobaan di luar kemampuan kita. Apalagi, menurut Al-quran Allah berfirman: “Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahanmu) sendiri” (Q.S AnNisa:79)
Jika kita berada dalam kesulitan dan kegagalan, mungkin karena kita belum bekerja keras disaat orang lain melakukannya. Mungkin karena kita lebih senang memupuk kemalasan, menyimpan angan-angan disaat orang lain menanam kesungguhan.
3. Selalu yakin akan gagal, hingga kerja tidak maksimal
Kunci sebuah kesuksesan adalah memiliki tekad yang kuat, yang disertai dengan tindakan. Tekad ini bermuara pada niat yang tulus nan suci. Manusia tanpa tekad, tidak mungkin membangun sifat optimisme dalam dirinya.
4. Sering “murka/iri” pada orang lain karena merasa orang lain lebih beruntung dari dirinya
Kemana saja kaki kita melangkah, selalu saja ada orang yang lebih pandai, lehig cantik, lebih tampan, lebih kaya, dan lebih bahagia dari kita. Inilah realitas kehidupan. Tidak ada manusia yang super bisa, serba bisa, tanpa cacat dan kesalahan. Semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Kita memiliki kelebihan karena orang lain memiliki kekurangan, begitu juga sebaliknya. Disinilah letak keadilan Allah agar kita pandai bersyukur atas kelebihan yang Dia berikan dan bisa bersabar dengan kekurangan yang kita terima.
5. Tidak pandai bersyukur
Bila kita tertimpa kesusahan, hendaknya kita cepat teringat kepada pesan Al-Quran: ”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S Al Insyirah:6)
*disadur dari majalah Tarbawi
Berkeluh kesah, apapun alasannya, apapun model dan bentuknya, tidak baik, karena dengan hanya berkeluh kesah, tidak akan membuat masalah jadi selesai, tapi malah akan memperkeruh masalah.
Dengan mengeluh, masalah akan tetap ada, pekerjaan menumpuk ga akan jadi beres, teksbook yang tebel ga akan jadi tamat, dead line ga akan jadi mundur, MENDING kita hadapi dengan senyuman… (tapi jangan senyum-senyum sendiri ya…ntar disangka g***)
dan mengeluh ternyata menguras energi positif dari diri kita
/menasihati diri-sendiri yang seringkali mengeluh (dengan spontannya)
/Semoga bisa memperbaiki diri menjadi tidak mengeluh,
AYO PANTANG MENGELUH,
PANTANG KATA ADUH…
Berkeluh kesah,
suatu ekspresi yang sering mengiringi ketika datangnya kesulitan, atau peristiwa tidak menyenangkan yang dialami.
Bukan hal yang aneh, karena Allah memang menciptakan manusia dengan watak yang suka berkeluh kesah (Q.S. Al-Ma’arij 70:19-20) “ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpoa kesusahan ia berkeluh kesah”.
Keluh kesah merupakan ungkapan dari kekecewaan. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa berupa ungkapan kekesalan, menggerutu, kebencian, caci maki, sumpah serapah hingga pengeluaran kata-kato kotor. Atau bisa juga berwujud kegundahan hati, kegelisahan, kerisauan.
Dengan problema yang sederhana, tidak semestinya menjadi keluh kesah.
Tanda-tandanya orang yang berkeluh kesah:
1. Merasa paling menderita
Setiap ujian, apapun bentuknya, selalu saja meninggalkan goresan luka di hati. Kadang membuat kita tidak sabar, menganggap Allah tidak adil, sepertinya hanya kita yang ditimpa musibah. Merasa paling menderita sendiri. Kita tidak peka terhadap penderitaan orang lain, tidak pandai berkaca pada kesabaran mereka, apalagi mengubah dan memperbaiki keadaan sulit itu. Rasulullah bersabda “Lihatlah orang yang (penderitaannya) berada di bawahmu, jangan kamu melihat orang yang diatasmu, karena hal itu akan mencegah dari perilaku menghinakan nikmat Allah” (HR.Muslim)
2. Tidak mau melakukan perubahan dan tidak berusaha mencari jalan keluar
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Karena Allah tidak memberikan cobaan di luar kemampuan kita. Apalagi, menurut Al-quran Allah berfirman: “Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahanmu) sendiri” (Q.S AnNisa:79)
Jika kita berada dalam kesulitan dan kegagalan, mungkin karena kita belum bekerja keras disaat orang lain melakukannya. Mungkin karena kita lebih senang memupuk kemalasan, menyimpan angan-angan disaat orang lain menanam kesungguhan.
3. Selalu yakin akan gagal, hingga kerja tidak maksimal
Kunci sebuah kesuksesan adalah memiliki tekad yang kuat, yang disertai dengan tindakan. Tekad ini bermuara pada niat yang tulus nan suci. Manusia tanpa tekad, tidak mungkin membangun sifat optimisme dalam dirinya.
4. Sering “murka/iri” pada orang lain karena merasa orang lain lebih beruntung dari dirinya
Kemana saja kaki kita melangkah, selalu saja ada orang yang lebih pandai, lehig cantik, lebih tampan, lebih kaya, dan lebih bahagia dari kita. Inilah realitas kehidupan. Tidak ada manusia yang super bisa, serba bisa, tanpa cacat dan kesalahan. Semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Kita memiliki kelebihan karena orang lain memiliki kekurangan, begitu juga sebaliknya. Disinilah letak keadilan Allah agar kita pandai bersyukur atas kelebihan yang Dia berikan dan bisa bersabar dengan kekurangan yang kita terima.
5. Tidak pandai bersyukur
Bila kita tertimpa kesusahan, hendaknya kita cepat teringat kepada pesan Al-Quran: ”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S Al Insyirah:6)
*disadur dari majalah Tarbawi
Berkeluh kesah, apapun alasannya, apapun model dan bentuknya, tidak baik, karena dengan hanya berkeluh kesah, tidak akan membuat masalah jadi selesai, tapi malah akan memperkeruh masalah.
Dengan mengeluh, masalah akan tetap ada, pekerjaan menumpuk ga akan jadi beres, teksbook yang tebel ga akan jadi tamat, dead line ga akan jadi mundur, MENDING kita hadapi dengan senyuman… (tapi jangan senyum-senyum sendiri ya…ntar disangka g***)
dan mengeluh ternyata menguras energi positif dari diri kita
/menasihati diri-sendiri yang seringkali mengeluh (dengan spontannya)
/Semoga bisa memperbaiki diri menjadi tidak mengeluh,
AYO PANTANG MENGELUH,
PANTANG KATA ADUH…
5 comments:
mengeluh tu berarti tandanya kita masih manusia normal :)
Sering ga enak juga sih kalo dengerin orang yang mengeluh tapi ternyata ga usaha bwat nyelesaiin masalahnya :)
klo kita pikir, tiap hari kayanya manusia mengeluh, coba lita kata2 yang terlontar dari lisan kita hari ini, apakah ada kata ah, duh, ih,...
lalu apakah semua mengeluh ga baik??
kita sakit, pergi ke dokter pada dasarnya adalah mengeluh, korban kejahatan lapor ke polisi, pada dasarnya adalah mengeluh, ....
so kesimpulannya tinggal bagaimana diri kita menempatkan mengeluh pada tempat dan waktunya, saatnya perlu dan mau ga mau harus mengeluh, ya keluarkan, saat tidak perlu ga usah diumbar,....
so tinggalkan perktaan semacam duh susah soal ujiannya, ih panas banget hari ini, ah macet lagi....dan yang sejenisnya....
sadar ga sadar pasti kalimat semacam itu terlontar dari lisan kita.....
abu
http://lembayungsenja.blogdrive.com
klo kita pikir, tiap hari kayanya manusia mengeluh, coba lita kata2 yang terlontar dari lisan kita hari ini, apakah ada kata ah, duh, ih,...
lalu apakah semua mengeluh ga baik??
kita sakit, pergi ke dokter pada dasarnya adalah mengeluh, korban kejahatan lapor ke polisi, pada dasarnya adalah mengeluh, ....
so kesimpulannya tinggal bagaimana diri kita menempatkan mengeluh pada tempat dan waktunya, saatnya perlu dan mau ga mau harus mengeluh, ya keluarkan, saat tidak perlu ga usah diumbar,....
so tinggalkan perktaan semacam duh susah soal ujiannya, ih panas banget hari ini, ah macet lagi....dan yang sejenisnya....
sadar ga sadar pasti kalimat semacam itu terlontar dari lisan kita.....
abu
http://lembayungsenja.blogdrive.com
klo kita pikir, tiap hari kayanya manusia mengeluh, coba lita kata2 yang terlontar dari lisan kita hari ini, apakah ada kata ah, duh, ih,...
lalu apakah semua mengeluh ga baik??
kita sakit, pergi ke dokter pada dasarnya adalah mengeluh, korban kejahatan lapor ke polisi, pada dasarnya adalah mengeluh, ....
so kesimpulannya tinggal bagaimana diri kita menempatkan mengeluh pada tempat dan waktunya, saatnya perlu dan mau ga mau harus mengeluh, ya keluarkan, saat tidak perlu ga usah diumbar,....
so tinggalkan perktaan semacam duh susah soal ujiannya, ih panas banget hari ini, ah macet lagi....dan yang sejenisnya....
sadar ga sadar pasti kalimat semacam itu terlontar dari lisan kita.....
allahua'lam
abu
kata aduh.. knapa harus pantang?.
kalo lagi kesakitan gmana? misal kaki kena paku. trus berkata aduh.. atau auw...
mungkin maksud kesimpulannya
Ayo pantang mengeluh,
Tetap semangat.
He..3x.
Post a Comment