Sunday, September 12, 2004

iKHlaS

Belajar ikhlas?

Belajarlah dari seorang ibu. Dari mulai dikandung sembilan bulan, ibu tidak pernah mengeluh, ibu tidak pernah menghitung harga nge-kost rahim, ibu tidak pernah menghitung berapakah biaya dari mulai kontrol ke dokter kandungan, biaya bersalin, biaya imunisasi. ibu tidak pernah mengeluh walaupun ketika ia makan ia sering terganggu dengan tangis sang bayi yang lapar, yang ngompol, yang pup. Ibu tidak pernah menghitung biaya lembur yang ia kerjakan ketika sang bayi minta susu dan ngompol di malam hari.

Ya…..sudah lebih dari 21 tahun, sang ibu dengan segala keikhlasannya membesarkan buah hatinya yang mungil, lucu, sampai beranjak dewasa.
Ya, ia tetap ikhlas walaupun sang anak jarang memperdulikannya.
Ya, ia tetap ikhlas walaupun setiap minta bantuan, sang anak dengan cueknya berkata ‘ntar lagi bu’.
Ya, ia tetap ikhlas walaupun sang anak tak lagi menghiraukannya.
Ya, ia tetap ikhlas walaupun sang anak berkata ‘ah’.
Ya, ia tetap ikhlas ketika sang anak lebih memilih bermain dengan temannya dibanding menemaninya.
Ya, ia akan tetap ikhlas walaupun sang anak melukai hatinya.
Ya, ia akan tetap ikhlas walaupun sang anak tak mengingatnya lagi ketika ia tua renta.

Ya, ia akan tetap ikhlas walaupun sang anak membuangnya ke panti jompo.
Ya, ia akan tetap ikhlas ketika mendapat perlakuan terburuk dari sang anak.
Ya, ia tetap mendoakan semoga anaknya menjadi anak yang sholeh/sholehah.
Ya, ia hanya menginginkan anaknya bahagia.
Ya, itulah seorang ibu bagiku.

Buat mamah, makasih banget udah memberikan telurnya, telah meminjamkan rahimya selama 9 bulan, telah melahirkanku, telah mengurusku, telah mendidikku, telah membesarkanku, telah menjadi temanku, telah menjadi sahabatku, telah menjadi guruku, telah menjadi teladanku.

Semoga Allah swt membalas keikhlasanmu.amiin.

1 comment:

Anonymous said...

Terharu deh bacanya...
Smoga kita slalu dapat menangkap cintanya, dalam sepotong tempenya, dalam semangkuk sup jagungnya....
Dan membentuk, mengkaryakan cinta untuknya, ibu...