Monday, September 13, 2004

cEMbuRuKAH??

Cemburu, itukah yang kurasakan saat ini? Begitu kecewanya aku mendengar ia sedang bersama laki-laki lain, begitunya sedihnya melihat ia sedang didekati lak-laki lain, begitu sakitnya ketika dengan senangnya ia menceritakan kehadiran lelaki itu dalam hidupnya. Ya, aku memang hanya teman, teman baiknya, seorang sahabat tempat berbagi suka dan duka dengan tidak ditambahi embel-embel apapun, mesra pun tidak. Hampir tiap hari kami bertemu, kami saling cerita peristiwa yang kami alami. Melihat senyum nakalnya, mendengar celotehannya, melihat muka imutnya yang mengernyit kala aku sedang bicara serius, merupakan hari-hari yang indah. Tidakkah dia rasakan apa yang menggelora dalam jiwaku, apa yang ada dalam pikiranku, untuk memilikinya selamanya.

Sudah lama sekali kami bersahabat, dari mulai lucu-lucunya tk, sampai suatu saat aku sadari, bahwa ada perasaan yang lebih, lebih dari sahabat. Salahku juga belum berani mengungkapkan perasaanku padanya, she’s to perfect to be true, she’s like an angel for me, she’s got everything. Mungkin juga karena kebingunganku. sudah sebulan ini ia mengenakan jilbab. Aneh rasanya, tampak lebih cantik, dan semakin tak bosan aku melihatnya. Dulu ia yang sering menelponku sejam 3 kali hanya sekedar untuk menanyakan sudah mandi apa belum, sekarang sudah sebulan sejak ia menggunakan jilbab itu, tak pernah sekalipun ia menelponku, kami hanya bicara ketika aku yang menelpon.itu pun tidak lama. Seringkali ia memberikan alasan-alasan yang menurutku aneh agar terhindar dari telponku atau kedatanganku.

Sepi. Aku merasakan kesepian. Apakah karena jilbab itu dai berubah? Saking penasarannya, aku mendatangi rumah teman smpku, laki-laki, yang kutahu dia dulunya aktif di rohis dan lembaga islami, apalah namanya aku tak tahu. Lalu aku bertanya tentang jilbab, dengan baiknya ia menjelaskan dengan panjang lebar kepadaku, ntah kenapa, tapi aku merasa langsung dekat dengannya.percakapan kami terhenti ketika azan dari mesjid dekat rumahnya dikumandangkan.ia pun mengajakku shalat.ya, shalat. Entah berapa lama aku tak melakukan shalat. Orang tuaku selalu bilang, yang penting jadi orang baik, masalah solat ato ga solat itu ga masalah. Lalu solatlah aku dengan hanya berbekal ingatan gerakan, aku sudah lupa semua doanya. Kuiikuti imam di masjid, sejuk yang kurasakan. Tenang, tentram jiwa ini. Kuceritakan keadaanku yang sebenarnya pada temanku, herannya dia malah minta maaf, karena tidak pernah mengajakku dalam kegiatan-kegitannya.

Semenjak itu, aku selalu diajaknya mengikuti pengajian-pengajian, ya, aku semakin nyaman disini, aku semakin tenang dan tentram, aku mengerti makna hidup ini, damai rasanya, akupun perlahan-lahan terlupa pada sahabat manisku dulu.Tahun demi tahun berjalan. Dawah, dawah dan dawah, itulah yang menjadi pikiranku saat ini. Ya, alhamdulilah teman smpku telah membawaku menjadi seperti ini. Sampai suatu saat guru ngajiku menanyakan apakah aku siap menikah? Ya, sekarang aku siap. Aku ingin segera menggenapkan dien ku. Lalu aku diberi biodata. Jantungku hampir mau lepas dibuatnya, seorang akhwat cantik dan imut, memiliki segudang pengalaman, ya, dia sahabat manisku. Sahabatku yang dulu selalu mengisi hari-hariku. Kuterdiam. Kuterpaku.Aku mengambil air wudlu lalu shalat istikharah.

1 comment:

gitafh said...

alhamdulillah, fiksi pertama ya mit? bagus, bagus, bisa kan mit akhirnya nulis??? ^^, keep on writin, saling kasi masukan ya